Annyeong chingudeul.. ini FF nya bkn bikinan aku.. tpi ini copas punya FP ^_^
Title : ^Lucky Fans Tanpopo, Elfishy!!^
Author: Amy Azzahra
Length: OneShoot
Genre: Romance
Rated: PG-17
Cast(s):
- 1. Lee Dong Hae a.k.a Lee Dong Hae
- 2. Readers a.k.a Lim Eun Soo
- Takdir itu tak ada yang bisa memastikan,
Ketika takdirmu mengatakan untuk bersama seseorang yang bahkan orang itu memiliki banyak fans. Jangan terkejut, karena mungkin dia lah sumber kebahagiaanmu dalam menjalani hidup. -
======= Happy Reading =======
Bunga-bunga cantik saling berlomba untuk menampakkan kelopak mahkota yang paling indah guna menghiasi dunia. Corakan warna merah muda berbalut perak putih pun turut mengundang beratus-ratus pasang mata yang kini tengah menikmati keindahan mereka. Tahun ini adalah pertengahan musim semi di Jepang, selain warga Jepang yang merayakan penuh ceria keindahan bunga sakura dengan tikar dan makanan piknik mereka, ada seorang yeoja cantik dengan senyum mengembang tengah berdiri mematung di antara kerumunan orang-orang tersebut. Yeoja itu perlahan duduk di bawah salah satu pohon sakura yang juga sedang bermekaran, menghadap kearah kerumunan dan bersandar manis seraya memegang benda yang ada di tangannya. Ia tersenyum, seolah kejadian satu tahun yang lalu baru saja ia alami kemarin. Tentu itu merupakan moment paling bahagia yang pernah ia rasakan. Sebenarnya ia tak menyangka jika apa yang ia impikan benar-benar tercapai. Mengingat ia hanya seorang yeoja biasa dan juga bukan seorang fans fanatik. Ia begitu beruntung karena kejadian dua tahun lalu yang tanpa ia sengaja malah menjurus menuju takdir. Takdir yang tak bisa di bayangkan oleh siapapun.
Sekilas, yeoja cantik nan mempesona itu menutup matanya. Menghirup udara perlahan dan mengingat-ingat kembali apa yang tertulis di inbox e-mailnya semalam. Sebuah pesan yang bila kau membacanya pasti akan terlihat semburat merah di kedua pipimu. Sama dengan apa yang dirasakan yeoja itu sekarang. Ia pun tengah tersenyum senang bila ingat akan pesan penuh perasaan yang ia terima sebelum beranjak tidur. Perasaan seseorang yang selama ini ia tunggu kejujurannya. Yang selama ini ia nanti pengakuannya. Akhirnya, dengan penuh kesabaran yeoja itu bisa mengetahui isi hatinya. Semuanya, tanpa ada yang terlewat sedikitpun. Meski hanya sebuah pesan, yang tak tahu siapa penulisnya, tapi yeoja itu yakin jika orang itulah yang mengiriminya.
Eun Soo-ah,
Bunga sakura yang paling menawan jika aku memandangnya, apa kau sudah tidur? Tidurlah, ini sudah malam. Maaf aku mengganggumu, apa aku terlalu berlebihan jika aku mengusik tidurmu sebentar untuk melihat senyum manismu? Kurasa tidak, karena kau adalah yeojaku.
Kau tahu, sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu padamu sejak dulu. Tapi entah mengapa baru sekarang aku bisa mengungkapkannya. Meski kau bukan fans-ku, tapi kau telah berhasil menjadikanku fans fanatikmu. Tak apakan jika aku sedikit bercerita tentang perasaanku? Sungguh sulit untuk menekannya, hingga dadaku menjadi sesak bila tak sedetik pun melihat senyummu, memandang indah parasmu. Bahkan senyum maut yang aku punya masih tak sebanding jika ku jajarkan dengan milikmu. Aku masih ingat jelas kejadian yang mempertemukan kita, kejadian dua tahun lalu yang entah mengapa saat itu aku sedikit terkejut dengan kedatanganmu. Saat fanmeet yang di gelar secara besar-besaran di Jepang. Kau menunggu antrian seperti yang lain, berbaris lurus menjuntai di hadapanku. Namun setelah giliranmu tiba, saat kau benar-benar berada di hadapanku. Kau hanya diam, menelisik setiap inci di wajahku. Kedua bola mata yang indah yang kau miliki seolah-olah tak bisa berhenti memandangiku. Kau tahu, saat itu apa yang sedang aku pikirkan? Kau kagum dengan pesonaku, pesona yang terpancar indah dari wajahku. Atau malah kau begitu mengagumiku sehingga gadis cantik seperti mu hanya diam mematung saat berada di depanku? Ya, ya... aku memang tampan jika di bandingkan dengan yang lain. Aku juga punya senyum paling menggoda di antara mereka, baik hati dan juga romantis. Jadi kau memang sudah terjebak oleh pesona seorang Lee Donghae ne? Namun kenyataannya aku salah, saat aku bertanya padamu apa kau minta tanda tangan dariku. Kau menggeleng perlahan. Saat aku bertanya apa kau ingin berfoto dengan seorang Lee Donghae Super Junior, kau hanya menujukkan senyum tipis. Semua member dan yang lainnya diam, mereka menatap bingung ke arahmu tapi kau hanya menunjukkan senyum mautmu itu. Seolah-olah kau ingin menunjukan kepada semua orang jika kau punya senyum yang tak kalah hebatnya denganku. Jujur, saat itu aku kesal. Tapi aku bisa sabar menghadapimu. Hingga akhirnya aku bertanya apa yang kau inginkan dariku, kau hanya menyerahkan sebuah kado yang isinya buku yang kau suruh aku membacanya, didalamnya pun terdapat sebuah pigura kecil dimana ada foto hasil editan photoshop yang menunjukan wajahku, wajah kibum dan seorang yeoja cantik berada di antara keduanya. Tepatnya ditengah-tengah kami. Setelah itu, kau bertanya padaku. Pertanyaan yang cukup aneh kurasa.
“Donghae-ssi, ini hanya seandainya saja. Jika kau berjalan di sebuah lorong stasiun dan kau menemukan seorang yeoja sedang duduk di salah satu bangku kosong-nya. Ketika itu kau hanya melihatnya sekilas, begitu sendu memang. Namun ternyata, ketika kau berada di lain tempat, kau menemukan gadis itu tersenyum ceria. Seolah-olah kau sadar jika yang dia lakukan itu hanya sebatas untuk menutupi kesedihannya. Di tengah gemelutnya pikiranmu, kau di jodohkan oleh eomma-mu dan ternyata gadis itulah yang akan di nikahkan denganmu. Dan akhirnya kau tahu jika dia bersedih karena ulahmu dan dia dengan sangat terpaksa meninggalkan kekasihnya untukmu. Jika yang seperti itu, apa yang akan kau lakukan? (#Lirik FF Angel in Season. Setelah FF ini, author berniat meluncurkan FF yang satu itu. Mungkin agak panjang. Sekitar lebih dari 70 halaman.)
Sungguh, aku tersentak saat ada yeoja yang bertanya seperti itu di hadapanku, di depan para hyung dan dongsaengku, di depan para fansku. Aku harus jawab apa untuk pertanyaan seperti itu? Aku belum pernah mengalaminya, belum pernah merasakannya. Dan saat itu kau bertanya seperti itu padaku? Ku hembuskan nafasku perlahan dan menutup kedua mataku. Ini hanya sebuah pertanyaan kan? Baiklah, aku akan menjawabnya dengan senang hati demi seorang fans.
“Ini pertanyaan yang cukup sulit, kau fansku tapi kau bertanya seperti itu. Tapi tak apa, jarang sekali ada orang yang mengajukan pertanyaan seperti itu padaku. Jika kau ingin tahu, mungkin aku akan menikahinya. Awalnya tentu akan sangat berat. Tapi seiring berjalannya waktu mungkin perasaan cinta itu akan tumbuh di hati masing-masing. Kekasih yang di tinggalkan yeoja itu lambat laun pasti akan mengerti. Apa kau puas dengan jawabanku agasshi?”
Seketika itu juga tawamu meledak, memperlihatkan deretan gigi putih bersih dengan senyum mengembang. Tawa yang penuh kepuasan dan tanpa beban. Rasa kesal yang menjalar di tubuhku seakan hilang seketika begitu melihat senyummu. Eun Soo-ah, apakah kau tahu kalau saat itu untuk pertama kalinya aku melihat seorang fans tertawa lepas di hadapanku? Biasanya mereka akan berteriak histeris jika bertemu denganku, tapi kau sungguh berbeda. Seolah-olah kau tertawa tanpa mempedulikan aku ini siapa. Mungkin yang aku tangkap dari pengamatanku, kau menganggapku adalah teman dekatmu sehingga kau bisa menunjukan senyum seperti itu. Apa aku benar?
Setelah sampai di hotel tempat kami menginap. Aku langsung membaca buku yang kau berikan. Aku sampai tidak bisa tidur gara-gara membaca buku yang ternyata isinya adalah sebuah fanfict. Dimana cerita yang ada di dalamnya sama persis dengan apa yang kau tanyakan siang itu padaku. Sekarang aku tahu mengapa kau tertawa, kau sudah menduga hal ini sebelumnya. Benar kan apa yang aku katakan? Aku akui, kau memang fans yang aneh yang pernah aku temui dan dalam detik itu juga entah mengapa kau selalu berputar memenuhi isi kepalaku.
Oh, satu hal yang harus kau ketahui. Kau sukses membuat karakterku yang sama persis dalam imajinasimu. Tapi Hey, aku memang romantis…. Tapi aku juga tidak se-cengeng itu hingga kau membuat-ku menangis berkali-kali dalam ceritamu. Mulai saat itu, aku berjanji jika suatu saat aku bertemu denganmu. Aku akan menuntutmu untuk membuat karakterku lebih kuat.
Eun Soo-ah,
Aku merindukanmu.
Mungkin ini terlihat gila. Tapi rasa itu benar-benar menyerangku. Setelah sadar dari khayalan yang tidak-tidak memenuhi pikiranku. Aku menatap pigura yang kau berikan. Rasa rindu akan sosok yeoja sepertimu sungguh menyayat sangat dalam. Bagaimana mungkin aku merindukan fansku? Aku bisa gila jika seperti ini terus. GILA? Yah mungkin ini semua terlihat gila. Tapi aku sudah tak peduli lagi. Kau yang membuatku seperti ini, seharusnya kau bertanggung jawab. Tapi apa yang kau lakukan? Kau pergi begitu saja setelah fanmeet waktu itu. kau curang. Kau sudah berhasil mengambil separuh hatiku tapi kau menghilang. Akh, rasanya sungguh menyiksa jika seperti ini terus. Kau sama sekali tidak meninggalkan apapun untukku. Nomor ponselmu, alamatmu, atau apapun itu. jebal… beri tahu aku sesuatu yang mengarah padamu. Bahkan kau tak memberi tahu siapa namamu sedangkan kau tahu segalanya tentangku. Meskipun itu hanya lewat jejaring sosial bernama internet.
Beberapa minggu setelah pertemuan itu, aku seakan seperti mayat hidup. Tatapan mataku kosong dan hanya bisa menatap pigura yang terpajang manis foto kita. Yah, meskipun aku tahu kalau itu cover fanfiction yang kau serahkan padaku. Tapi aku senang. Kau berhasil membuat seorang Lee Donghae jatuh ke dalam pesona seorang yeoja seperti mu. Kau benar-benar hebat.
Suatu ketika, saat Eun Hyuk secara tidak sengaja sedang membuka laptopnya dan mencari-cari berita terbaru tentang kami. Aku meminjam sebentar dan tanpa sengaja mengetik judul fanfiction yang kau berikan pada kolom pencarian di google. Dan kau tahu hasilnya, aku menemukan sebuah blog yang isinya tentangku, ceritaku, halamannya di penuhi oleh senyum mengembang milikku. Ku teliti siapa pemiliknya dan binggo... aku menemukan nick name yang tertera pada layar. “Kyoko Sakura” lengkap beserta alamatnya yang ada di Tokyo, Jepang.
Sebenarnya pelet apa yang kau berikan padaku, heh? Kenapa aku jadi seperti ini hanya dengan sekali melihatmu? Molla, aku sudah tak peduli lagi dengan semuanya hingga akhirnya aku nekat ke Jepang untuk menemuimu. Aku bahkan hanya bermodal alamat yang tertera pada sebuah blog yang memuat fanfict mu. Aku yakin jika itu adalah blog milikmu. Ternyata aku benar kan? Hari kedua pencarianku ternyata aku berhasil menemukanmu. Karena kau tak ada di rumah, jadi aku memutuskan untuk ke kampus tempat kau menuntut ilmu. Kau masih mahasiswa eoh? Pantas duniamu di penuhi dengan banyak imajinasimu.
Ku langkahkan kakiku menuju bangku taman yang terdapat seorang yeoja sedang duduk di atasnya. Tangan kanan terjulur ke atas melihat matahari di antara sela-sela jarinya. Topi lebar bulat itu pun tak mau kalah untuk mempercantik penampilan sang yeoja yang kini sudah di hadapanku. Entah kekuatan dari mana sehingga aku berani menyentuh pundakmu. Kau terkejut begitu melihatku, akh reaksi yang menarik ku rasa. Tapi setelah itu kau tersadar dan menampilkan senyum khasmu. Kau membuatku gila dengan itu “Kyoko Sakura” atau bisa ku panggil kau dengan Lim Eun Soo? Aku tahu kau orang Korea. Dari logatmu berbicara padaku saat fanmeet, aku sudah tahu. Dan aku pastikan untuk bertanya pada eomma mu sebelum pergi kekampus bahwa dugaanku itu benar.
Setelah itu, kau mengajakku untuk menginap di rumahmu. Hari sudah terlampau malam memang. Dan sedari siang tak banyak yang kita bicarakan. Aku terlalu senang bisa bertemu lagi denganmu. Kebetulan saat itu adalah musim semi, dimana semua bunga pasti akan mulai bermekaran. Udara waktu itu cukup dingin, tapi kau hanya hanya memakai dress selutut tanpa lengan. Apa kau sudah gila? Apa kau ingin membuatku khawatir dengan keadaanmu yang tiba-tiba sakit eoh? Karena cemas, ku lepas jaket hitam yang menghias tubuhku dan ku pasangkan di tubuhmu. Syal hangat pun ku kalungkan di leher jenjangmu agar kau tak merasa kedinginan. Aku tahu kilatan matamu tak bisa kau sembunyikan jika kau terkejut akan perlakuanku. Kau takut apa yang ku lakukan waktu itu adalah mimpi belaka. Aneh kan? Seorang Lee Donghae yang notabene super star hallyu bisa berbuat seperti itu pada fans-nya. Tapi, itulah kenyataanya.
Disini, di Korea tepatnya. Kau datang menemuiku. Setelah setahun kita berkomunikasi sebagai fans kepada idolanya. Kau jauh-jauh dari Jepang datang ke Korea. Waktu itu aku ingin protes, kenapa tidak aku saja yang menemuimu? Lagi pula kau juga tidak memberi kabar jika kau ingin kemari. Tapi di satu sisi, aku bahagia. Apa kau begitu merindukanku hingga kau memutuskan untuk menyusulku? Dugaanku ternyata tepat, kau datang dengan kado di tanganmu untuk merayakan ulang tahunku. Kado berisikan jam tangan rolex yang entah bagaimana desain di belakangnya tertulis nama ku. Semua member merayakan ulang tahunku di Dorm dengan kue dan minum-minuman soju. Mereka memaksaku mabuk malam itu, namun aku menolak. Aku hanya minum sedikit untuk menghargai mereka. Kau yang duduk di sampingku hanya mengaduk-aduk blue fantasy-mu. Sesekali kau pun melemparkan senyuman kecil ke arah kami. Setelah semua member ambruk karena mabuk, terlintas sebuah ide dalam benakku. Sudah cukup setahun ini aku menjadikanmu seorang fans-ku, sudah cukup aku menahan perasaanku untuk memilikimu. Saat itu aku hanya punya kesempatan sekali. Aku menuangkan soju dalam dua gelas kecil di hadapanku. Satu gelas ku serahkan di depanmu dan satu gelas lagi berada di tanganku. Kau ingat? Waktu itu aku mengucapkan sesuatu padamu?
“Minumlah, dan kau akan menjadi milikku.”
Saat itu aku cemas dengan apa yang akan kau lakukan selanjutnya. Kedua mata indahmu mengerling singkat, dan sekali teguk kau meminum soju yang aku berikan.
Hatiku terbang berkali-kali lipat melihatmu melakukan itu, ada rasa yang seolah-olah akan meledak seketika jika aku masih di sana. Sedetik kemudian, ku daratkan sebuah kecupan manis di bibirmu. Membuat syaraf dalam otak ku kian membeku. Aku senang, aku bahagia dengan yeoja di depanku. Lidah yang sedari tadi masih berkelut, ku miringkan wajahku sedikit. Yang paling aku suka dalam malam itu, kau membalas semuanya. Perasaanku, cintaku, serta ciuman-ciuman hangat yang menelusup di antara bibir kita. Aku mencintaimu aku mencintai “Kyoko Sakura-ku” akh, mungkin aku lebih senang jika memanggilmu Lim Eun Soo yeojaku.
Eun Soo-ah,
Di bulan ketiga saat kita menjalin hubungan jarak jauh. Entah mengapa aku di landa rasa takut. Saat itu aku menerima tawaran syuting sebuah drama terbaru yang akan melonjakkan popularitasku. Kau sangat tahu jika ini hanya tuntutan peran dan acting. Aku takut menyakitimu. Tapi kau hanya diam, diam membisu tanpa menghubungiku. Email dan pesan yang aku tujukan padamu juga tidak kau balas. Apa kau marah? Jika marah, kumohon bicaralah sesuatu. Kau ingin memarahiku, membentakku, atau apapun itu aku akan menerimanya asal aku bisa mendengar suaramu.
Di bulan ketujuh hubungan kita, untuk pertama kalinya aku jatuh sakit. Saat itu super junior-M tengah mengadakan konser di Jepang. Aku senang karena akan bertemu dengan kekasihku. Tak ku sangka, udara Jepang membuatku limbung dan akhirnya aku di bawa kerumah sakit. Dengan perasaan cemas, kau merawatku. Menjagaku di samping aku berbaring. Kau menangis, hei...... kekasihku tak boleh menangis. Uljima Eun Soo-a!!! Aku akan semakin tersiksa jika kau seperti itu. Arraseo?
Di bulan terakhir selama setahun kita menjalin hubungan, kau datang lagi ke Korea. Melihatku, memandangku dari kejauhan. Aku tahu kau datang. Seperti biasa kau akan menarik perhatianku di antara banyaknya penonton yang menggelar konser super junior di mana ada aku di dalamnya. Namun, setelah konser berakhir. Kau pergi tanpa memberitahuku. Kau menjauh dari pandanganku. Hingga saat ku telusuri jalanan Seoul, ku temukan sosok yeoja tengah duduk di pinggiran jalan. Yeoja itu tersenyum saat mengetahui aku sudah berada di hadapannya. Ketika aku bertanya mengapa kau pergi? Kau hanya menjawab dengan ringan karena kau terlalu begitu jauh. Kau sadar jika aku tidak dapat kau jangkau. Tapi kau salah Eun Soo-ah, kau telah memenuhi ruangan di hatiku. Kau telah memenuhi isi di pikiranku. Jadi jangan sekali-kali kau berpikiran seperti itu. Meskipun saat itu kau mengatakan bahwa kau bukan fans-ku tetapi fans dari Kim Kibum. Fanfict yang kau berikan waktu itu hanya karena kau ingin melihat ekspresiku. Aku tak mengapa Eun Soo-ah, kau menjadikan Kibum sebagai idolamu tapi kau tidak memiliki perasaan cinta itu padanya. Kau hanya memberikan cintamu itu padaku. Pada seorang Lee Donghae. Si Fishy nan Childish yang hanya jatuh kedalam pesonamu.
Aku benar-benar gila sudah menulis sebanyak ini pada kekasihku, aku memendam ini selama dua tahun pertemuan kita. Dan besok, besok adalah hari dimana tepat dua tahun aku mengenalmu setelah fanmeet itu. Besok adalah hari kita. Hari dimana Eun Soo bertemu dengan Donghae.
Lalu malam ini, ini adalah hal terakhir yang akan ku sampaikan padamu changi-a......
Besok akan ada festival karena bunga sakura tengah bermekaran di Jepang. Kau pasti tahu, aku ingin kau datang kesana dan menungguku di bawah sebuah pohon yang di atasnya di hiasi bunga dari nama Jepangmu. Tunggu aku di sana, aku akan datang dan memberimu sesuatu.
Eun Soo-ah, aku mencintaimu.... aku benar-benar mencintaimu. Apa kau juga mencintaiku? Jika ya, datanglah padaku.
=Dong Hae-Eun Soo=
Yeoja yang sedari tadi mengatupkan kedua matanya, kini membuka perlahan. Ada perasaan menghangat jika di ingatnya kembali tulisan dari kekasihnya itu. Tangan kirinya menjulur dan diliriknya jam yang tersemat manis di pergelangannya. Sudah jam 10 siang, itu berarti ia sudah berada di sana sejak satu jam yang lalu.
Dari kejauhan, nampak seorang pria dengan setelan kemeja berwarna kecoklatan menghampiri yeoja tersebut. Rambut yang acak-acakan tidak mengurangi kadar ke tampanannya. Malah, terkesan sangat tampan.
“Sudah lama? Maaf, aku terlambat.” Ucap sang pria kepada gadis di sampingnya.
“Eum, kau menyebalkan Donghae-ah!” Jawabnya acuh sembari membalikkan badan memunggungi Donghae. Ngambek. -_-
“Aigoo, yeoja-ku cantik jika seperti itu. Tapi lebih cantik lagi jika tersenyum. Akh, padahal tadi aku berniat membelikan es krim kesukaannya jika dia tersenyum di hadapanku.” Eun Soo berbalik begitu mendengar ucapan Donghae. Seketika tangannya menarik pergelangan tangan Donghae perlahan. Menggoyang-goyangkannya layaknya anak kecil. Kadang Donghae berpikir, sebenarnya yang childish dia atau kekasih di hadapannya? Molla, yang terpenting perasaanmu menghangat jika bersama orang yang kau cintai.
“Aaaaaaaaaaaaaa..... Changi-ya.... belikan aku es krim ne?” Di cubit-cubitnya kecil lengan Donghae.
“Cih, kalau ada maunya baru manggil changi-a. Sana ah!”
Bibir Eun Soo manyun seketika. Dasar Pelit!
Namun beberapa detik kemudian senyumnya merekah kala Donghae bangkit berdiri dan berjalan menjauh, samar-samar di ikutinya donghae dari belakang sembari tersenyum riang.
******
“Oppa, apa hari ini tidak ada jadwal?” Tanya Eun Soo ketika di sendokannya es krim ke mulutnya. Kini mereka kembali berjalan di antara pohon-pohon sakura yang bermekaran.
“Eum-eum.... karena hari ini adalah hari yang spesial. Jadi aku minta izin libur.” Eun Soo mengangguk-angguk paham. “Kau tidak ingin mencoba memakai kimono Eun Soo-ah?” Tanya Donghae ketika di lihatnya beberapa wanita tengah memakai kimono di antara piknik keluarga mereka.
“Apa kau ingin aku melakukan itu?” Desah Eun Soo yang di jawab dengan anggukan dari Donghae. Semburat senyum penuh arti mengembang di sudut bibir-nya. Ada perasaan menghangat yang siap membuncah kala di tariknya sang yeoja ke salah satu toko pakaian yang menyewakan pakaian adat pernikahan khas jepang.
“Oppa, kenapa kita jadi seperti ini eoh?” Donghae tak menghiraukan seruan Eun Soo dan kembali diam menuju mobilnya. Di arahkannya mobil itu menuju kediaman Eun Soo. Mata Eun Soo membulat seketika saat di lihat rumah yang membesarkannya penuh dengan orang-orang berpakaian serba rapi. Ia tak mengerti sebenarnya dengan apa yang terjadi, ingin bertanya namun Donghae menggenggam tangannya erat. Sungguh, ini terlalu erat baginya. Seakan-akan ia seperti di jaga ketat agar tidak kabur dari kerumunan itu. Seorang pendeta duduk di hadapan mereka. Memegang kitab dan menyerukan sesuatu yang membuat Eun Soo terlonjak keget setengah mati mendengarnya.
“Bagaimana? Apa pernikahan siap dilaksanakan?” Ucap pendeta itu yang di jawab dengan anggukan dari semua orang. Orang tua Eun Soo pun hanya menangis haru di sertai eomma yang membesarkan Donghae. Para member super junior pun hadir di sana dengan pakaian khas Jepang. Donghae tersenyum puas sedangkan Eun Soo melongo menghadapi kejadian yang menderunya saat ini.
“Tunggu, apa maksudnya ini?” Teriak Eun Soo seketika membuat Donghae kembali meliriknya dan membisikkan sesuatu di telinga Eun Soo.
“Apa kau tidak membaca e-mail yang ku kirim padamu semalam eoh? Hari ini aku akan memberikan sesuatu untukmu.”
“Tap... tapi....”
“Apa pernikahan sudah bisa di mulai?”
Donghae mengangguk mantap. Sedangkan Eun Soo hanya menghela nafas pasrah.
******
Malam hari saat semua tamu sudah pulang kerumah masing-masing, kecuali para member yang memang memutuskan untuk menginap di rumah Eun Soo. Terlihat sepasang suami istri kini tengah duduk di teras belakang rumah mereka. Seakan lelah yang menderu sehabis melakukan upacara pernikahan yang begitu mendadak tak mereka hiraukan. Tangan yang saling bertaut, kepala yeoja yang bersandar di pundak sang namja, serta cahaya bulan yang makin memperindah malam romantis mereka. Angin malam yang dingin pun seolah tidak bisa merusak moment paling indah di antara keduanya.
“Kau suka dengan kejutanku?” Donghae memecah keheningan setelah beberapa waktu hanya diam yang menemani mereka.
“Eem... kau begitu romantis oppa.”
“Aku hanya memutuskan untuk menjadi karakter dalam imajinasimu.” Dahi Eun Soo berkerut.
“Maksud oppa?”
Di helanya nafas panjang. “Bukankah karakter seperti ini sangat cocok untuk di jadikan tokoh dalam fanfiction?”
Eun Soo tertawa lepas mendengar jawaban dari namja yang kini sudah resmi menjadi suaminya. Ia tahu sebab suami-nya berbicara seperti itu. Pasti karena buku fanfiction yang di berikannya tepat dua tahun lalu itu. Ia tak menyangka jika buku itu akan mengantarkannya pada takdir yang penuh bahagia seperti ini.
“Oppa, boleh aku mengatakan sesuatu?” Donghae mengangguk mantap. “Sebelumnya sudah aku katakan bahwa aku bukan fans-mu.”
“Aku tahu.”
“Selain itu, ada yang perlu kau ketahui. Aku adalah fans dari Kibum oppa.”
“Aku juga tahu.”
“Lalu, apa kau tahu oppa? Buku yang berisi fanfiction yang ku serahkan waktu itu sebenarnya itu bukan milikku. Itu punya seorang elf yang khususnya dia adalah penggemar mu. Namun di saat itu, saat kau menggelar fanmeet besar-besaran di Jepang. Dia kecelakaan dalam perjalanan menuju ke tempatmu. Di saat itulah, aku mengetahui kecelakaan itu dan menolongnya. Namun terlambat ketika ia di larikan kerumah sakit. Di saat-saatnya yang terakhir, ia menitipkan kado itu padaku. Aku membukanya terlebih dulu dan membacanya sekilas. Ternyata itu adalah cerita tentangmu. Ku rasa dia menitipkan itu padaku untuk di serahkan padamu oppa. Maka dari itu, di hari yang sama. Aku mengantri di barisan yang akan menghubungkanmu denganku.” Terang Eun Soo panjang lebar. Donghae yang berada di samping sontak membulatkan kedua matanya. Ia tertegun dengan apa yang baru saja di katakan istrinya. Ia tak menyesal. Meskipun ia tahu itu bukan tulisan istrinya, tapi ia tahu jika takdir itu akan tetap menuntunnya ke saat-saat seperti sekarang.
“Apa kau akan tetap mencintaiku oppa jika tahu itu bukanlah tulisanku?”
Dikecupnya dahi Eun Soo sekilas. “Tentu, kita harus berterima kasih pada fans itu karena telah mempertemukan kita. Besok kita harus mengucapkan terima kasih padanya.”
Eun Soo mengangguk.
“Tapi aku agak sedikit tidak mengerti, mengapa oppa bisa yakin dengan alamatku di sebuah blog?”
“Entahlah, aku melihat fanfiction itu di blogmu. Jadi aku yakin jika itu milikmu.”
“Hah? Aneh sekali, padahal aku tidak pernah memposting cerita itu di blog-ku.”
Donghae memeluk Eun Soo erat. “Sudahlah, jangan kau pikirkan hal itu lagi.”
Eun Soo mengangguk dalam pelukan Donghae. Perlahan, Donghae mengeratkan pelukannya. Ada perasaan menghangat saat di peluknya sang istri tercinta. Setelah beberapa lama, pelukan itu terlepas. Tangan Donghae beralih memegang perut Eun Soo dan di bukanya baju itu agar terangkat sedikit. Sedikit kecupan manis mendarat di perut Eun Soo yang putih.
“Eun Soo-ah.....”
“Eum....”
“Aku ingin punya anak.”
“Ha?”
Tanpa aba-aba lagi di gendongnya Eun Soo dalam dekapannya. Malam ini, tentu akan menjadi malam yang paling indah yang akan mereka rasakan. Tentu saja semua itu hanya berawal dari hal yang tidak terduga. Hal sekecil apapun bisa saja membawamu menuju takdir. Seperti mereka, mereka yang awalnya tidak saling mengenal. Yang awalnya hanya seorang fans dengan idolanya, kini berakhir menjadi cinta yang seutuhnya.
Dari kejauhan, di langit-langit kelam yang penuh bintang dan di penuhi cahaya rembulan. Tersenyumlah seorang gadis dengan sangat manis-nya. Ia bahagia dalam damainya sebuah surga. Kini, ia bisa pergi dengan tenang kala idolanya sudah bisa menemukan kebahagiaan.
Epilog
“Aish, jangan mendorongku hyung.” Ucap seseorang yang kini sedang berjongkok di depan sebuah ruangan.
“Dasar magnae setan, aku juga ingin lihat.” Jawab seseorang di belakangnya dengan rambut pirang yang menghiasi ketampanannya.
“Kau sudah melihatnya berkali-kali di video yadong-mu itu kan? Sekarang giliranku yang melihatnya.”
“Bodoh, kali ini berbeda. Ini secara live, jadi jarang-jarang aku bisa melihatnya.”
PLETAK.... PLETAK....
Tanpa mereka duga, Kyuhyun dan Eunhyuk yang sedari tadi bertengkar sendiri mendapat sebuah jitakan keras di kepalanya. Membuat keduanya kini meringis kesakitan. Kontan saja mereka menoleh ke arah belakang dan ingin tah siapa yang berani menjitak kepalanya.
Sontak mata mereka kini membulat besar ketika tahu siapa yang tadi menjitak, Eunhyuk berniat ingin kabur sebelum akhirnya kerah bagian belakang di cekal kuat oleh sang pemilik rumah. Sedangkan Kyuhyun sudah berlutut seraya menangkupkan kedua tangan di depan wajahnya.
“A. . . .a. . . . ampun hyung, ampun..... ini semua salah si monyet yadong itu. Ia yang mengajakku untuk mengintip kegiatan kalian. Jadi hukum saja dia, jangan menghukumku.”
“Yak magnae setan. Ini semua kan idemu.” Eunhyuk menjitak kepala Kyuhyun sekilas. sedangkan yang di jitak hanya nyengir tanpa dosa.
Donghae menghela nafas perlahan. Untung saja malam ini ia tidak tidur di kamar yang seharusnya ia tempati bersama Eun Soo. Ia sudah menduga hal-hal seperti ini akan terjadi sebelumnya, maka dari itu ia ber-inisiatif untuk tidur di kamar sebelah.
=THE END=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar